Popular Post

Posted by : Unknown Minggu, 19 Mei 2013

Maraknya tren berbisnis di dunia maya berdampak pada jumlah pengusaha online yang semakin banyak. Bisnis yang dijalankan dengan menggunakan koneksi internet ini memudahkan pemasaran seller melalui website dan media sosial. Pasalnya, semakin banyak teknologi internet yang digunakan seller untuk berjualan, semakin besar pula kemungkinan ia menjadi korban kejahatan dunia maya atau cyber crime.
cyber crime
Ketua House’s Subcommittee on Health & Technology Chris Collins mengatakan, usaha kecil dan menengah (UKM) online adalah sasaran empuk para pelaku kejahatan dunia maya. Penyebabnya adalah minimnya kontrol terhadap media sosial dan kurangnya pengetahuan seller tentang teknologi. Selain itu, tidak semua UKM memiliki sumber daya manusia yang paham mengenai teknologi informatika. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan seller dan bisnisnya rentan terhadap kejahatan dunia maya.
Di samping itu, banyak seller yang cuek dan terlalu yakin bahwa mereka tidak akan menjadi korban sebab bisnis yang mereka jalani bukanlah bisnis besar yang dapat memberikan keuntungan bagi para pelaku kejahatan dunia maya. Menurut Collins, pemikiran semacam ini sangatlah salah. Siapapun yang menggunakan koneksi internet dapat menjadi korban kejahatan dunia maya.
Untuk mengurangi risiko ancaman kejahatan di dunia maya, Collins menyebutkan beberapa strategi yang dapat dilakukan seller.
    • Buatlah kebijakan tertulis tentang penyimpanan dokumen.
Menurut Collins, penyebab utama terjadinya kasus kejahatan dunia maya adalah minimnya pengetahuan dan pendidikan teknologi yang dimiliki pemilik bisnis beserta stafnya. Pebisnis online beserta seluruh staf harus tahu tentang perkembangan teknologi terbaru agar mereka bisa terhindar dari berbagai bentuk kejahatan dunia maya.
Pendiri ClickCloud Dan Shapero mengatakan, membuat kebijakan tertulis mengenai media penyimpanan dokumen pekerjaan bisa mengurangi risiko kejahatan dunia maya. Pemilik bisnis harus mengambil kebijakan apakah stafnya diperbolehnya menyimpan dokumen pekerjaan di perangkat keras milik pribadi atau tidak.
Perangkat keras milik personal seperti laptop sering digunakan di luar area perusahaan. Artinya, kemungkinan untuk hilang atau dicuri sangatlah besar. Dokumen pekerjaan yang ada di dalamnya pun akan ikut hilang. Jika seluruh dokumen pekerjaan disimpan di perangkat keras milik perusahaan, kemungkinan untuk hilang atau dicuri akan semakin kecil. Ini dapat meminimalisir kemungkinan penyalahgunaan dokumen pekerjaan oleh pelaku kejahatan dunia maya.
    • Gunakan kata sandi yang rumit.
Pemilik bisnis dan stafnya kadang tidak ingin repot mengingat kata sandi untuk mengakses data, dokumen, atau koneksi internet perusahaan. Kerap terjadi, kata sandi untuk mengakses dokumen dan media tersebut mengandung nama perusahaan, yang pastinya mudah ditebak oleh pelaku kejahatan dunia maya.
Jika kata sandi tersebut adalah sebuah kata yang umum atau kata yang bisa ditebak hanya berdasarkan informasi dari publik, hacker akan mudah mengetahui kata sandi itu. Semakin rumit kata sandi yang digunakan, semakin kecil kemungkinan dokumen, uang, atau rekening pebisnis online diakses oleh hacker.
    • Enkripsikan data dan dokumen.
Usaha perlindungan data seketat apapun tetap tidak menutup kemungkinan bagi hackers untuk masuk ke dalam jaringan seller. Untuk itu, ada baiknya seller mengenkripsikan data dan dokumen perusahaannya. Ada banyak perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melakukan enkripsi data. Perangkat lunak tersebut akan mengkonversi dokumen menjadi kode-kode yang sulit untuk diterjemahkan oleh hacker.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Cyber law & Cyber crime - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -